Home » , » Metode Ekspositori

Metode Ekspositori

Posted by Kumpulan Catatan Nana Misnara on Selasa, 24 Februari 2015

Metode ekspositori disebut juga dengan istilah strategi pembelajaran langsung (direct instruction) yang lebih menekankan pada proses bertutur sehingga sering disebut juga dengan istilah metode chalk and talk. Secara singkat, Metode ekspositori adalah teknik menyampaikan gagasan atau ide dalam memberikan informasi dengan lisan atau tulisan.
Ada beberapa defenisi tentang metode ekspositori yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya sebagai berikut.
Dimyati dan Mudjiono (1999:172) mengatakan, metode ekspositori adalah pemindahan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa.
Dalam metode ini guru berperan penting dalam:
  • Menyusun program pembelajaran
  • Memberi informasi yang benar
  • Pemberi fasilitas yang baik
  • Pembimbing siswa dalam perolehan informasi yang benar
  • Penilai prolehan informasi.
Sedangkan peranan siswa adalah
  • Pencari informasi yang benar
  • Pemakai media dan sumber yang benar
  • Penyelesaikan tugas dengan penilaian yang baik.
Pendapat lain dikemukakan oleh Wina Sanjaya (2008:179) seperti berikut. Metode ekspositori adalah bentuk pendekatan pembelajaran yang berpusat guru (teacher centered approach). Guru sangat berperan dominan dan fokus utama metode ini adalah kemampuan akademik siswa (academic achievement student).
Dibanding metode ceramah, dalam metode ini dominasi guru sudah banyak berkurang. Tetapi jika dibanding dengan metode demonstrasi, metode ini masih nampak lebih banyak didominasi oleh guru. Hal ini sesuai dengan pernyataan Somantri (2001:45) yang menyebutkan perbedaan metode ekspositori dengan metode ceramah bahwa pada metode ekspositori dominasi guru banyak dikurangi. Guru tidak terus bicara, informasi hanya diberikan pada saat atau bagian-bagian yang diperlukan saja, seperti di awal pembelajaran, menjelaskan konsep-konsep dan prinsip baru, pada saat memberikan contoh kasus di lapangan dan sebagainya.
Prinsip Penggunaan Metode ekspositori
Menurut Wina Sanjaya (2008:181) dalam penggunaan metode ekspositori terdapat prinsip-prinsip pembelajaran yang harus diperhatikan oleh guru antara lain :
  • Berorientasi pada tujuan
  • Prinsip komunikasi
  • Prinsip kesiapan
  • Prinsip berkelanjutan
Lebih jauh, Wina Sanjaya (2008) menyebutkan prosedur pelaksanaan metode ekspositori sebagai berikut.
  • Persiapan (Preparation). Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran.
  • Penyajian (Presentation). Penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan.Hal yang harus diperhatikan oleh guru adalah bagaimana materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa.
  • Korelasi (Correlation). Memberikan makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimiliki siswa maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.
  • Menyimpulkan (Generalization). Memahami inti (core) dari materi pelajaran yang telah disajikan.
  • Mengaplikasikan (Aplication). Unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru.
Beberapa kelebihan metode ekspositori adalah sebagai berikut.
  • Tidak memerlukan persiapan yang khusus
  • Dapat menampung kelas besar dengan jumlah siswa yang banyak
  • Bahan pelajaran dapat diberikan secara urut oleh guru
  • Guru dapat dengan mudah memilih dan menentukan hal-hal yang dianggap penting
  • Guru dapat memberikan penjelasan secara individual maupun klasikal
  • Tidak memerlukan banyak waktu dan biaya
  • Guru mudah mengontrol siswa
Selain kelebihan di atas, metode ekspositori juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:
  • Tidak menekankan penonjolan aktivitas fisik seperti aktivitas mental siswa, sehingga siswa yang terlalu banyak mengikuti pembelajaran (kegiatan belajar mengajar) dengan metode ekspositori cenderung tidak aktif dan tidak kreatif.
  • Kegiatan berorientasi pada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran).
  • Pengetahuan yang didapat biasanya cepat hilang, karena seringkali siswa kurang terlibat dalam pembelajaran.
  • Kepadatan konsep dan aturan-aturan yang diberikan dapat menyebabkan siswa tidak menguasai pelajaran.


0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Entri Populer

Mengenai Saya

Foto saya
Majalengka, Jawa Barat, Indonesia
.comment-content a {display: none;}