Home » , » Cooperative Learning dengan Teknik Jigsaw (Metode Jigsaw)

Cooperative Learning dengan Teknik Jigsaw (Metode Jigsaw)

Posted by Kumpulan Catatan Nana Misnara on Selasa, 24 Februari 2015

Pengertian
Metode jigsaw adalah suatu teknik pembelajaran model kooperatif yang memiliki kesamaan dengan “pertukaran antar kelompok” tetapi menuntut tanggung jawab besar dari siswa dalam pembelajaran.
Arends (1997) mengemukakan pengertian metode jigsaw secara rinci seperti berikut.
Model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen, bekerjasama dan saling ketergantungan yang positif serta bertanggung jawab terhadap ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari/dikuasai kemudian menyampaikan materi yang telah dikuasainya tersebut kepada kelompok yang lain.
Tujuan Metode Jigsaw
Metode yang dikembangkan oleh Elliot Aronson dkk dari Universitas Texas yang kemudian diadaptasi oleh Slavin dkk ini mempunyai tujuan:
  • Mengembangkan kerja sama tim (kelompok)
  • Mengasah ketrampilan belajar kooperatif
  • Menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak bisa diperoleh jika mempelajarinya sendirian.
Langkah Pelaksanaan Metode Jigsaw
  1. Guru membagi topik yang besar menjadi beberapa subtopik
  2. Siswa dibagi ke dalam kelompok belajar kooperatif (kelompok awal) yang terdiri dari 4-6 orang siswa dan setiap anggotanya bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya.
  3. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama kemudian berpindah ke “kelompok jigsaw” dimana anggotanya berasal dari kelompok lain yang telah menguasai bagian tugas yang berbeda.
  4. Di dalam kelompok jigsaw ini, para siswa bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam:a). Belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya.
    b). Merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula.
  5. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing (kelompok awal) sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi/pengetahuan yang baru mereka pelajari dalam kelompok “jigsaw” tadi kepada temannya.
  6. Ahli di dalam subtopik lainnya juga berbuat sama sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru.
Kelebihan metode jigsaw
Ibrahim dkk (2000) mengemukakan kelebihan dari metode jigsaw sebagai berikut.
  • Dapat mengembangkan tingkah laku kooperatif
  • Menjalin/mempererat hubungan yang lebih baik antar siswa
  • Dapat mengembangkan kemampuan akademis siswa
  • Siswa lebih banyak belajar dari teman mereka dalam belajar kooperatif dari pada guru
Sementara itu Ratumanan (2002) menyatakan bahwa interaksi yang terjadi dalam bentuk kooperatif dapat memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa.
Kelemahan metode jigsaw
  • Guru dan siswa kurang terbias dengan metode ini karena masih terbawa kebiasaan menggunakan metode konvensional, dimana pemberian materi terjadi secara satu arah.
  • Memerlukan waktu yang relatif lama.
  • Tidak efektif untuk siswa yang banyak
  • Memerlukan perhatian dan pengawasan ekstra ketat dari guru
  • Memerlukan persiapan yang matang
Disarikan dari berbagai sumber: http://www.majalahpendidikan.com
http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com


0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Entri Populer

Mengenai Saya

Foto saya
Majalengka, Jawa Barat, Indonesia
.comment-content a {display: none;}