Home » » Makalah Pengembangan Metode Pembelajaran Akidah Akhlak

Makalah Pengembangan Metode Pembelajaran Akidah Akhlak

Posted by Kumpulan Catatan Nana Misnara on Selasa, 24 Februari 2015

KATA PENGANTAR


            Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah pembelajaran akidah akhlak ini, yang alhamdullilah tepat pada waktunya makalah kami ini berjudul “Pengembangan Metode Pembelajaran Akidah Akhlak”. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu kritik dan saran dari Ibu Dosen yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.   

            Akhir kata, saya sampaikan banyak terima kasih kepada Ibu Pembimbing. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.


                                                                                    Medan,    April  2013
                                                                                                           

Penulis






Daftar Isi









BAB I

PENDAHULUAN


Keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan suatu materi pelajaran, tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menguasai materi yang akan disampaikan. Akan tetapi ada faktor-faktor lain yang harus dikuasainya sehingga ia mampu menyampaikan materi secara profesional dan efektif. Menurut Zakiyah Daradjat .. pada dasarnya ada tiga kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi penguasaan atas bahan, dan kompetensi dalam cara-cara mengajar.
Ketiga kompetensi tersebut harus berkembang secara selaras dan tumbuh terbina dalam kepribadian guru. Sehingga diharapkan dengan memiliki tiga kompetensi dasar tersebut seorang guru dapat mengerahkan segala kemampuan dan keterampilannya dalam mengajar secara profesional dan efektif.
Mengenai kompetensi dalam cara-cara mengajar, seorang guru dituntut untuk mampu merecanakan atau mampu menyususun setiap program satuan pelajaran, mempergunakan dan mengembangkan media pendidikan serta mampu memilih metode yang bervariatif dan efektif.
Ketepatan seorang guru dalam memilih metode pengajaran yang efektif dalam suatu pembelajaran akan dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif yaitu tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Sebaliknya ketidak tepatan seorang guru dalam memilih metode pengajaran yang efektif dalam suatu pembelajaran, maka akan dapat menimbulkan kegagalan dalam mencapai pembelajaran yang efektif yaitu tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan.

BAB II

PEMBAHASAN

Pengembangan Metode Pembelajaran Akidah Akhlak

A.     Pengertian Metode

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk menglimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.

B.     Pengertian  Pelajaran Akidah Akhlak

Pelajaran aqidah akhlak merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan disekolah formal dan merupakan rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Secara etimologi (bahasa) kata aqidah akhlak, terdiri dari dua kata aqidah dan akhlak Kata aqidah berasal dari bahasa Arab yang berarti kepercayaan atau keyakinan.
Sedangkan secara terminologi (istilah) aqidah berarti segala keyakinan yang ditetapkan oleh Islam yang disertai oleh dalil-dalil yang pasti. Hal-hal yang termasuk di dalam pembahasan aqidah yaitu tentang Tuhan dan segala sifat-Nya serta hal-hal yang berkaitan dengan alam semesta, seperti terjadinya alam.
Adapun pengertian akhlak secara etimologi adalah berasal dari bahasa Arab, yaitu bentuk jamak dari kata yang berasal dari kata dengan bentuk jamaknya yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Ibnu Athir menjelaskan bahwa hakekat makna itu ialah gambaran batin manusia yang tepat (jiwa dan sifatnya) sedangkan merupakan gambaran bentuk luasnya (raut muka, warna kulit, tinggi rendahnya tubuh dan lain sebagainya).
Secara terminologi ada beberapa definisi akhlak yang telah dikemukakan oleh para ahli, diantaranya:
a.       Imam Ghozali
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
b.      Ibnu Miskawaih
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa melakukan pemikiran dan pertimbangan.
c.       Abu Bakar Aceh
Akhlak adalah suatu sikap yang digerakan oleh jiwa yang menimbulkan tindakan dan perbuatan manusia baik terhadap Tuhan maupun sesama manusia serta terhadap diri sendiri.24 Melihat pengertian aqidah akhlak yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pelajaran aqidah akhlak merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah formal dan merupakan bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang didalamnya mencakup persoalan keimanan dan budi pekerti yang dapat mengembangkan kepribadian peserta didik.

C.     Tujuan Pelajaran Aqidah Akhlak

Aqidah akhlak merupakan salah satu bidang studi dalam pendidikan agama Islam. Maka tujuan umum pendidikan aqidah akhlak sesuai dengan tujuan umum pendidikan agama Islam. Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah, tujuan umum pendidikan agama Islam adalah membentuk kepribadian sebagai khalifah Allah atau sekurang-kurangnya mempersiapkan peserta didik ke jalan yang mengacu pada tujuan akhir manusia. Tujuan utama khalifah Allah adalah beriman kepada Allah dan tunduk patuh secara total kepadaNya. Hal ini sesuai dengan firman Allah, yang Artinya : .Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supayamereka mengabdi kepada-Ku.. (Q.S. Adz-Dzariyat : 56).
Sedangkan tujuan khusus pelajaran aqidah akhlak menurut Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam adalah sebagai berikut:
Untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan serta pengamalan peserta didik tentang aqidah dan akhlak Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaanya kepada Allah swt seta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Dari kutipan diatas dapat dipahami bahwa tujuan pelajaran aqidah akhlak searah dengan tujuan nasional yaitu: .Tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yakni manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.

D.    Ruang Lingkup Pelajaran Aqidah Akhlak

Ruang lingkup pelajaran aqidah akhlak yang terdapat di madrasah aliyah memiliki isi bahan pelajaran yang dapat mengarahkan pada pencapaian kemampuan peserta didik untuk dapat memahami rukun iman secara ilmiah serta pengalaman dan pembiasaan berakhlak Islami, untuk dapat dijadikan landasan perilaku dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai bekal untuk jenjang berikutnya.
Adapun ruang lingkup pelajaran aqidah akhlak di dalam kurikulum 2004 untuk madrasah aliyah ada tiga aspek, yaitu:
a.        Aspek Aqidah
Aspek aqidah ini meliputi sub-sub aspek: kebenaran aqidah Islam, hubungan aqidah, akhlak, ke-Esaan Allah swt, Allah Maha Pemberi Rizki, Maha Pengasih dan Penyayang, Maha Pengampun dan Penyantun, Maha Benar dan Maha Adil. Dari beberapa sub aqidah ini tentu saja dengan menggunakan argumen dalil-dalil aqli dan naqli. Selain itu juga meyakini bahwa, Muhammad saw adalah rosul terakhir, meyakini kebenaran Al-Qur.an dengan dalil aqli dan naqli. Meyakini qodlo dan qodar, hubungan usaha dan do.a, hubungan prilaku manusia dengan terjadinya bencana alam.

b.      Aspek Akhlak
Adapun yang menjadi aspek akhlak diantaranya: .Beradab secara Islam dalam bemusyawarah untuk membangun demokrasi, berakhlak terpuji kepada orang tua, guru, ulil amri, dan waliyullah. Hal ini memiliki tujuan untuk memperkokoh integrasi dan kredibilitas pribadi, memperkokoh kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, bersedia melanjutkan misi utama rosul dalam membawa perdamaian, terbiasa menghindari akhlak tercela yang dapat merusak tatanan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara seperti membunuh, merampok, mencuri, menyebar fitnah, membuat kekerasan, mengkonsumsi atau mengedarkan narkoba dan malas bekerja.

c.        Aspek Kisah Keteladanan
Aspek kisah keteladanan diantaranya mengapresiasi dan meneladani sifat dan prilaku sahabat utama Rosulullah saw dengan landasan agama yang kuat. Ketiga  aspek diatas merupakan bagian dari ajaran-ajaran dasar yang terdapat dalam Agama Islam yang bersumber dari Al-Qur.an dan Al-Hadits. Oleh karena itu diharapkan dapat membentuk peserta didik menjadi beriman dan bertaqwa kepada Allah swt dan memiliki akhlak yang mulia sebagaimana akhlak para nabi dan rosul.

E.     Macam-Macam Metode yang Sesuai dalam Pembelajran Akidah Akhlak

1.     Metode Ceramah

a.       Pengertian Metode Ceramah
Yang dimaksud metode ceramah adalah cara menyampaikan sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan lisan kepada siswa atau khalayak ramai. Adapun menurut M. Basyiruddin Usman yang dimaksud dengan metode ceramah adalah teknik penyampaian pesan pengajaran yang sudah lazim disampaikan oleh para guru di sekolah. Ceramah diartikan sebagai suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh guru bilamana diperlukan. Pengertian senada juga diungkapkan oleh Mahfuz Sholahuddin bahwa metode ceramah adalah suatucara penyampaian bahan pelajaran secara lisan oleh guru di depan kelas atau kelompok. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan yang dimaksud dengan metode ceramah adalah cara belajar mengajar yangmenekankan pada pemberitahuan satu arah dari pengajar kepada pelajar (pengajaraktif, pelajar pasif).
Dari beberapa pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran kepadasiswa secara lisan. Adapun gambaran penggunaan metode ini dikemukakan Zakiyah Daradjat dalam bukunya Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam bahwa dalam metode ceramah ini murid duduk, melihat dan mendengarkan serta percaya bahwa apa yang diceramahkan guru itu adalah benar, murid mengutip iktisar ceramah semampu murid itu sendiri dan menghafalnya tanpa ada penyelidikan lebih lanjut oleh guru yang bersangkutan.
Sejak zaman Rasulullah metode ceramah merupakan cara yang paling awal yang dilakukan Rasulullah saw dalam penyampaian wahyu kepada umat. Karakteristik yang menonjol dari metode ceramah adalah peranan guru tampak lebihdominan. Sementara siswa lebih banyak pasif dan menerima apa yang disampaikan oleh guru. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad saw bersabda: Yang Artinya: .Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat..
Menurut M. Basyiruddin Usman, metode ceramah layak digunakan guru dimuka kelas apabila:
·         Pesan yang akan disampaikan berupa fakta atau informasi;
·          Jumlah siswanya terlalu banyak;
·         Guru adalah seorang pembicara yang baik, berwibawa dan dapat merangsang siswa.

b.      Kelebihan Metode Ceramah
·         Suasana kelas berjalan dengan tenang karena murid melakukan aktivitas yang sama, sehingga guru dapat mengawasi murid sekaligus secara komfrehensif.
·         Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama, dengan waktu yang singkat murid dapat menerima pelajaran sekaligus secara bersamaan.
·         Pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat, karena dalam waktu yang sedikit dapat diuraikan bahan yang banyak.
·         Melatih para pelajar untuk menggunakan pendengarannya dengan baik sehingga mereka dapat menangkap dan menyimpulkan isi ceramah dengan cepat dan tepat.
·         Dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa dalam belajar.
·         Fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan, jika bahan banyak sedangkan waktu terbatas maka dapat dibicarakan pokok-pokok permasalahannya saja, sedangkan bila waktu masih panjang, dapat dijelaskan lebih mendetail.

c.       Kelemahan Metode Ceramah
·         Interaksi cenderung bersifat centered (berpusat pada guru).
·         Guru kurang dapat mengetahui dengan pasti sejauh mana siswa telah menguasai bahan ceramah.
·         Mungkin saja siswa memperoleh konsep-konsep lain yang berbeda dengan apa yang dimaksudkan guru.
·         Siswa kurang menangkap apa yang dimaksudkan oleh guru, jika ceramah berisi istilah-istilah yang kurang/tidak dimengerti oleh siswa dan akhirnya mengarah kepada verbalisme.
·         Tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah. Karena siswa hanya diarahkan untuk mengikuti fikiran guru.
·         Kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kecakapan dan kesempatan mengeluarkan pendapat.
·         Guru lebih aktif sedangkan murid bersikap pasif.
·         Bila guru menyampaikan bahan sebanyak-banyaknya dalam waktu yang terbatas, menimbulkan kesan pemompaan atau pemaksaan terhadap kempuan penerimaan siswa.
·         Cenderung membosankan dan perhatian siswa berkurang, kerena guru kurang memperhatikan faktor-faktor psikologis siswa, sehingga bahan yang dijelaskan menjadi kabur.10

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut seorang guru harus mengusahakan hal-hal sebagai berikut:
a)      Untuk menghilangkan kesalahpahaman siswa terhadap materi yang diberikan, hendaknya diberi penjelasan beserta keterangan-keterangan, gerak-gerik, dan contoh yang memadai dan bila perlu hendaknya menggunakan media yang refresentatif.
b)      Selingilah metode ceramah dengan metode lainnya untuk menghilangkan kebosanan peserta didik.
c)       Susunlah ceramah secara sistematis.
d)     Mengulang kata atau istilah-istilah yang digunakan secara jelas, dapat membantu siswa yang kurang atau lambat kemampuan dan daya tangkapnya.
e)      Carilah umpan balik sebanyak mungkin sewaktu ceramah berlangsung.
    

2.     Metode Diskusi

a.       Pengertian Metode Diskusi
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan metode diskusi adalah .Cara belajar atau mengajar yang melakukan tukar pikiran antara murid dengan guru, murid dengan murid sebagai peserta diskusi. Namun tidak semua kegiatan bertukar pikiran dapat dikatakan berdiskusi. Menurut Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S. diskusi pada dasarnyaadalah .Suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil atau besar, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah. Sedangkan menurut Zuhairini yang diaksud metode diskusi ialah suatu metode didalam mempelajaribahan atau menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannya, sehinggaberakibat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku murid.
Dari beberapa pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode diskusi ialah suatu cara penyampaian materi pelajaran dengan jalan bertukarpikiran atau mendiskusikannya, baik antara guru dengan siswa ataupun sesama siswa.
Seiring dengan itu, metode diskusi berfungsi untuk merangsang murid berpikir atau mengeluarkan pendapatnya sendiri mengenai persoalan-persoalan yang kadang-kadang tidak dapat dipecahkan oleh suatu jawaban atau suatu cara saja, tetapi memerlukan wawasan/ilmu pengetahuan yang mampu mencari jalan terbaik (alternatif terbaik).
Dari beberapa jawaban atau jalan keluar yang ada bagaimana mendapatkan jawaban yang paling tepat untuk mendekati kebenaran sesuai dengan ilmu yang ada pada kita. Jadi, metode diskusi tidak hanya percakapan atau debat, melainkan carauntuk mendapatkan jawaban dari permasalahan yang dihadapi.

b.      Kelebihan Metode Diskusi
1)      Menurut Armai Arief, di dalam bukunya Pengatar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), disebutkan bahwa diantara keunggulan metode diskusi adalah antara lain:
2)      Suasana kelas lebih hidup, sebab siswa mengarahkan perhatian atau pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan.
3)      Dapat menaikan prestasi kepribadian individu, seperti: sikap toleransi, demokrasi, berpikir kritis, sistematis, sabar dan sebagainya.
4)      Kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami siswa, karena mereka mengikuti proses berpikir sebelum sampai kepada suatu kesimpulan.
5)      Siswa dilatih belajar untuk mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib layaknya dalam suatu musyawarah.
6)      Membantu murid untuk mengambil keputusan yang lebih baik.
7)      Tidak terjebak kedalam pikiran individu yang kadang-kadang salah, penuh prasangka dan sempit. Dengan diskusi seseorang dapat mempertimbangkan alasan-alasan/pikiran-pikiran orang lain.

c.        Kelemahan Metode Diskusi
Menurut Roetiyah N.K., di dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar disebutkan bahwa kekuarangan penggunaan metode diskusi antara lain:
·         Kadang-kadang bisa terjadi adanya pandangan dari berbagai sudut bagi masalah yang dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan menjadi menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
·         Dalam diskusi menghendaki pembuktian logis, yang tidak terlepas dari faktafakta; dan tidak merupakan jawaban yang hanya dugaan atau coba-coba saja.
·         Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
·         Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.

Kelemahan lain dalam metode diskusi adalah kadang-kadang ada siswa yang memonopoli pembicaraan, dan ada pula siswa yang pasif dan tidak acuh. Dalam hal demikian guru hendaknya memperhatikan dan memberi motivasi kepada siswa supaya seluruh siswa ikut serta dalam diskusi. Untuk mengatasi kelemahan atau segi negatif dari metode ini, maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
·         Pimpinan diskusi diberikan kepada murid dan diatur secara bergiliran.
·         Pimpinan diskusi yang diberikan kepada murid, perlu bimbingan dari guru.
·         Guru mengusahakan supaya seluruh siswa ikut berpartisipasi dalam diskusi.
·         Mengusahakan supaya semua siswa mendapat giliran berbicara, sementara siswa lain belajar mendengarkan pendapat temannya.
·         Mengoptimalkan waktu yang ada untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

3.     Metode Pemberian Tugas

a.       Pengertian Metode Pemberian Tugas
Metode Pemberian Tugas merupakan suatu cara interaksi belajar mengajar dengan cara memberikan tugas-tugas kepada peserta didik untuk dikerjakan secara berkelompok atau secara perorangan. Dengan pemberian tugas ini diharapkan anak dapat mengetahui secara lebih pasti mengenai masalah atau soal yang akan dijawabnya. Metode ini dapat digunakan dalam pembelajaran Akidah Akhlak seperti mengenai kisah-kisah para Nabi.
b.      Kelebihan Metode Pemberian Tugas :
·         Melatih perserta didik aktif dalam kegiatan belajar. Diharapakan bukan hanya guru saja yang aktif siswa juga dapat mencari tahu tentang bahan pelajaran.
·         Meningkatkan kegiatan belajar peserta didik.
·         Mengembangkan kemandirian peserta didik.
·         Membina kebiasaan peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi.
·         Membina rasa tanggung jawab dan disiplin peserta didik.
·         Mengembangkan kreatifitas peserta didik.

c.       Kekurangan Metode Pemberian Tugas :
·         Sulit mengontrol apakah peserta didik belajar sendiri atau dikerjakan orang lain.
·         Sulit memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu peserta didik.
·         Tugas yang diberikan bersifat monoton sehingga bisa membosankan peserta didik.
·         Tugas yang diberikan sering dalam jumlah yang banyak sehingga membuat peserta didik merasa terbebani dan cenderung mengeluh.
·         Tugas-tugas kelompok hanya dikerjakan oleh murid yang pintar.

4.     Metode Tanya Jawab

a.       Pengertian Metode Tanya Jawab
Metode Tanya Jawab adalah metode penyajian pelajaran melalui interaksi dua arah yaitu dari guru ke pesrta didik atau sebaliknya dari peserta didik ke guru. Metode Tanya jawab ini bertujuan memperoleh kepastian jawaban materi pelajaran melalui jawaban lisan. Siswa dan guru sama-sama belajar terlebih dahulu untuk menerima jawaban dan pertanyaan. Siswa diharapkan belajar terlebih dahulu sehingga diharapkan dapat menjawab soal yang diberikan. Di dalam pembelajaran akidah akhlak metode ini termasuk efektif, agar siswa aktif dan berperan serta di dalam proses belajar mengajar. Misalnya dalam pelajaran mengenai Kalimat Tauhid, Bagaiman menerapakan kalimat tauhid itu dalam kehidupan sehari-hari?. dsb.
b.      Kelebihan Metode Tanya Jawab :
·         Menarik dan dapat memusatkan perhatian peserta didik terhadap materi pelajaran.
·         Mengetahui aktivitas peserta didik dari Tanya jawab maupun jawaban serta tanggapan yang dilontarkannya.
·         Lebih merangsang pendayagunaan daya fikir dan daya nalar peserta didik.
·         Menumbuhkan keberanian  dalam mengemukakan pendapat.
·         Pembuka jalan bagi proses belajar lainnya.

c.       Kekurangan Metode Tanya Jawab :
·         Pada kelas besar, pertanyaan yang diajukan tidak dapat disebarkan kepada seluruh siswa, sehingga siswa tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjawab maupun bertanya.
·         Siswa yang tidak aktif kurang memperhatikan bahkan tidak terlibat secara mental.
·         Menimbulkan rasa gugup pada siswa yang tidak memiliki keberanian menjawab dan bertanya (kemampuan lisan).
·         Dapat membuang waktu bila siswa tidak responsive terhadap pertanyaan.









BAB III

PENUTUP


Dari hasil beberapa refresi dan penelitian yang dilakukan, mengenai perbandingan metodologi ceramah dan diskusi dalam memahami pelajaran aqidah akhlak maka dapat disimpulkan sebagi berikut:
1.      Metode yang sering digunakan dalam pengajaran aqidah akhlak umumnya adalah metode ceramah dan metode diskusi. Meskipun penggunaan metode ceramah dan metode diskusi tidak secara tuntas dapat mencapai tujuan yang diharapkan, namun kedua metode tersebut cukup efektif untuk meningkatkan prestasi siswa, khususnya dalam pengajaran aqidah akhlak.
2.      Metode Pemberian Tugas memang tidak terlalu sering digunakan, adapun pengembangan metode ini dapat digunakan dalam pembelajaran Akidah Akhlak seperti mengenai kisah-kisah para Nabi.
3.      Metode Tanya Jawab adalah metode penyajian pelajaran melalui interaksi dua arah. Di dalam pembelajaran akidah akhlak metode ini termasuk efektif walaupun tidak sering digunakan, dikatakan efektif agar siswa aktif dan berperan serta di dalam proses belajar mengajar. Misalnya dalam pelajaran mengenai Kalimat Tauhid, Bagaiman menerapakan kalimat tauhid itu dalam kehidupan sehari-hari.







DAFTAR PUSTAKA


Aceh, Abu Bakar. 1959. Mutiara Akhlak. Jakarta: Bulan Bintang.
A.S, Asmaran. 1992. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: Rajawali Press.
Bahri, Syaiful, dkk. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Daradjat, Zakiyah. 1995. Metodi Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi
          Aksara.
Mahrus. 2009. Aqidah. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
          Departemen Agama Republik Indonesia.
Sholahuddin, Mahfuz, dkk. 1986. Metodologi Pendidikan Islam. Surabaya: PT.
Bina Ilmu.
Zuhairini. 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha Nasional.


0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Entri Populer

Mengenai Saya

Foto saya
Majalengka, Jawa Barat, Indonesia
.comment-content a {display: none;}