Home » » METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED INSTRUCTION)

METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED INSTRUCTION)

Posted by Kumpulan Catatan Nana Misnara on Kamis, 26 November 2015

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED INSTRUCTION) DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar Bidang Studi
Dosen Pengampu Dr. Suranto, M.Pd.
Oleh  :
DEDE GALUH PRATIKNO          (120210302106)
KELAS B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED INSTRUCTION)
A.    Hakekat Metode Problem Based Instruction
Esensi PBI memperkenalkan kepada siswa tentang situasi masalah yang sebenarnya dan bermakna yang dapat sebagai sarana untuk investigation (penyelidikan) dan inquiry (pemeriksaan). Berdasarkan prinsip tersebut dapat dinyatakan bahwa PBI merupakan salah satu pendekatan untuk siswa aktif (active learning). Teori-teori pendukung PBI adalah : Teori Dhewey dan kelas yang demokratis, Teori Piaget, Teori Vygotsky, Teori Bruner (Discovery Learning).
Problem Based Instruction (PBI) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1966, oleh Faculty of Health of Mc Master University di Kanada (Trianto,2007) perkembangan Problem Based Instruction (PBI) di pengaruhi oleh tiga fikiran utama yaitu:
1.      John Dewey dan kelas Demokrasi. John Dewey dalam Ibrahim & Nur (2000:15) mengemukakan pandangan pentingnya demokrasi dan pendidikan, siswa dalam pandngan Dewey hendaknya diberi kebebasan untuk menganalisis masalah intelektual dan sosial yang ada dalam masyarakat, kemudian memecahkan permaslahan di sekolah. Pandangan Dewey merupakan pandangan filosofis perkembangan  Problem Based Instruction (PBI).
2.      Piaget, Vygotsky dan kontruktivisme. Jean Piaget dalam Ibrahim & Nur (2000:17) mengemukakan pandangan mengenai kontruktivis-kognitif, menurut Piaget siswa dalam segala usia aktif dalam memperoleh informasi dan pembangunan pengetahuan sendiri. Pengetahuan akan bertambah dan berubah (termodifikasi) jika melalui pengalaman baru. Menurut Piaget dalam Ibrahim & Nur (2000:17) pedagogi yang baik harus melibatkan pemberian anak dengan situasi-situasi dimana anak itu mandiri melakukan eksperimen, dalam arti yang paling luas dari itu, dan mencoba sesuatu untuk melihat apa yang terjadi, memanipulasi tanda-tanda, memanipulasi simbol, mengajukan pertanyaan dan menemukan sendiri jawabannya, mencocokkan apa yang ditemukan dengan tean yang lain, dan membandingkan temuan dengan teman yang lain. Vygotsty dalam pembelajaran mempunyai pemikiran yang sama dengan Piaget tetapi lebih menekankan pada interaksi sosial, menurut Vygotsty interaki sosial dengan guru maupun teman sejawat penting dalam memacu terbentuknya ide baru maupun memperkaya perkembangan intelektual siswa. Teori perkembangan kontruktivisme-kognitif dasar ilmiah untuk Problem Based Instruction (PBI).
3.      Bruner dalam Pembelajaran Penemuan. Jerome Bruner mengemukakan teori pembelajaran penemuan, teori ini menyatakan bahwa pembelajaran yang sebenarnya terjadi melalui penemuan pribadi. Teori pembelajaran Bruner menemukan pada penalaran induktif dan inkuiri yang merupakan ciri pendekatan ilmiah. Tidak seperti pada pembelajaran langsung dimana siswa diberikan ide-ide tetapi dengan memberikan pembelajaran berdasarkan masalah atau penemuan dengan guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk menemukan teori mereka sendiri.
Ciri pembelajaran PBI adalah (a) memberikan pertanyaan atau masalah, (b) difokuskan pada interdisipliner ilmu, (c) investigasi sebenarnya, (d) kolaborasi, dan (e) hasil kerja siswa dalam bentuk artifacts dan exhibits (artifacts adalah benda atau barang hasil kecerdasan manusia, seperti perkakas, senjata, dan lain-lain, sedangkan exhibits adalah barang atau kemampuan yang dapat dipamerkan). Istilah-istilah lain Problem-Based Instruction adalah Project-Based Teaching, Experiented-Based Education, Authentic Learning, Anchored Instruction, dan Problem-Based Learning.
PBI mengorganisasi pembelajaran antara pertanyaan-pertanyaan dan masalah-masalah (baik secara personal dan social) sehingga penting dan bermakna bagi siswa. PBI menunjukkan sesuatu yang sebenarnya, situasi kehidupan nyata yang menghindari jawaban sederhana dan hanya melengkapi jawaban yang sudah ada. Walaupun mungkin dalam PBI terfokus pada mata pelajaran tertentu (sains, matematika, dan social), investigasi masalah yang actual harus dipilih. Dalam melakukan investigasi untuk mencari jawaban masalah, tidak jarang siswa memerlukan penyelidikan di berbagai bidang studi (interdisciplinary focus). Misalnya ketika siswa memecahkan masalah tentang polusi, maka diperlukan kajian bidang biologi, ekonomi, sosiologi, pariwisata dan pemerintah.
PBI mengharuskan bahwa siswa melaksanakan penyelidikan sebenarnya untuk mencari jawaban sebenarnya dari permasalahan nyata yang diberikan. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis (dugaan) dan membuat prediksi, mengumpulkan dan menganalisa informasi, melakukan eksperimen (jika sesuai), menyimpulkan, dan menggambarkan kesimpulan. Investigasi yang dilaksanakan tergantung pada kompleks tidaknya, sulit mudahnya, dan lama tidaknya permasalahan yang dipelajari.
PBI mengharuskan siswa untuk mengkonstruk bentuk-bentuk presentasi yang dapat menjelaskan jawaban mereka (melalui artifact dan exhibits). Hasilnya dapatberupa laporan, model fisik, video atau program computer. Jika ingin dideskripsikan setelahnya, siswa dapat merancang demonstrasi lebih lanjut tentang apa yang akan mereka pelajari, sehingga hasil tersebut dapat dipergunakan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang serupa dengan menyediakan alternatif lain.
Sebagaimana cooperative learning, PBI juga dikarakteristikkan oleh bekerjasamanya siswa dengan yang lain dalam pasangan atau kelompok kecil. Dengan bekerjasama akan memotivasi siswa saling terlibat dan saling menyempurnakan dalam menyelesaikan tugas yang kompleks. Disamping itu juga untuk meningkatkan kesempatan saling share (berbagi) dalam memeriksa dan berdialog. Begitu pula untuk pengembangan berfikir dan kemampuan social.
PBI tidak didesain untuk membantu guru dalam hal menyampaikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. PBI didesain utamanya untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan kemampuan intelektual, belajar peran orang dewasa melalui pengalaman melalui situasi nyata maupun simulasi, dan menjadi tidak tergantung, belajar otodidak.
Sintaksis
PBI biasanya berisi 5 fase utama yang dimulai dengan orientasi guru yang mengarahkan siswa tentang situasi masalah dan akhirnya presentasi dan analisis hasil pekerjaan dan artifacts siswa. Jika masalah yang diberikan skopnya sempit, maka 5 fase diselesaikan dalam satu periode di kelas, namun jika skop masalahnya luas dan kompleks, mungkin memerlukan waktu yang lebih banyak.
Lingkungan Belajar dan Sistem Manajemen
Lingkungan belajar dan system manajemen PBI adalah open (terbuka), proses demokrasi, dan siswa aktif. Seluruh proses pada dasarnya membantu siswa untuk independent, siswa yang otodidak percaya diri dengan kemampuan intelektualnya, aktif dalam keterlibatan pembentukan intelektualnya sendiri, dan lingkungan yang berorientasi pada inquiry.
B.     Alasan Memilih Metode Problem Based Instruction
Menurut pendapat saya, metode pembelajaran berbasis masalah (problem based instruction) ini cocok digunakan dalam kegiatan pembelajaran sejarah dengan cara melatih siswa mencari tahu dan mebangun sendiri pengetahuannya tentang materi yang pada saat itu sedang diajarkan. Selain itu dengan menggunakan metode ini siswa akan diajari untuk memecahkan suatu permasalahan yang ada. Metode ini merupakan metode yang mengacu pada pendekatan saintifik sehingga sesuai diterapkan dalam proses pembelajaran kurikulum 2013.
C.    Langkah-Langkah Metode Problem Based Instruction
Sintak PBI
Fase
Aktivitas Guru
Fase 1
Mengarahkan siswa kepada masalah
Guru memeriksa tujuan pelajaran, mendeskripsikan pentingnya pemenuhan logistic, dan memotivasi siswa untuk melibatkan diri dalam aktivitas problem solving yang dipilih sendiri.
Fase 2
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasi tugas-tugas yang ada kaitannya dengan masalah.
Fase 3
Membantu independent dan group investigation (penyelidikan kelompok)
Guru mendorong siswa untuk menyimpan informasi yang sesuai, melakukan eksperimen, dan mencari penjelasan-penjelasan dan jawaban-jawaban
Fase 4
Mengembangkan dan mempresentasikan artifacts dan exhibits
Guru menbantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan artifacts yang sesuai, seperti laporan, video, dan model-model dan membantu mereka share dengan temannya.
Fase 5
Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk merefleksi investigasi mereka dan proses yang mereka pergunakan.
Melaksanakan Pembelajaran Problem Based Instruction
       Dalam melaksanakan PBI, langkah-langkah pembelajaran mengacu pada sintaks, lingkungan belajar dan system manajemen.
Merencanakan Tugas-Tugas
1.      Menentukan tujuan. PBI dapat didesain untuk membantu menuju beberapa keberhasilan, seperti meningkatkan intelektual dan kemampuan investigasi, memahami peran orang dewasa, dan membantu siswa untuk dapat belajar otodidak.
2.      Mendesain situasi masalah yang sesuai. Situasi masalah yang baik adalah yang otentik, membuat “bingung” (puzzling), dan ill defined, memungkinkan kolaborasi, bermakna dan konsisten dengan tujuan kurikulum.
Tugas-Tugas Interaktif
1.      Mengarahkan siswa kepada masalah. Siswa perlu diberitahu bahwa PBI tidak memberika suatu informasi baru yang luas, melainkan untuk menginvestigasi masalah yang penting dan menjadi siswa yang belajar secara independent. Cara bagus untuk mempresentasikan masalah adalah dengan discrepant event (situasi dimana hasilnya diluar dugaan dan mengejutkan) yang menciptakan suatu pengertian misteri dan keinginan untuk memecahkan masalah.
2.      Mengorganisasi siswa untuk belajar. Belajar investigasi dapat dibentuk antar teman dekat atau berdasarkan pada kesamaan social atau kepandaian.
3.      Membantu independent dan investigasi kelompok.
4.      Mengembangkan dan mempresentasikan artifacts dan exhibits.
5.      Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Lingkungan Belajar dan Manajemen Tugas
       Berikut diberikan beberapa hal penting terkait dengan lingkungan belajar dan manajemen tugas dalam PBI, antara lain:
1.      Berhadapan dengan situasi multitask (tugas banyak)
2.      Lakukan penyesuaian ke level penyelesaian berbeda
3.      Memonitor dan mengatur kerja siswa
4.      Mengatur materi dan peralatan
5.      Mengatur pergerakan dan tingkah laku siswa, jika kegiatan diluar kelas
Contoh Penerapan Metode PBI dalam Pembelajaran Sejarah
Kompetensi Inti :
3.4  Menganalisis persamaan dan perbedaan pendekatan dan strategi pergerakan nasional di Indonesia pada masa awal kebangkitan nasional, Sumpah Pemuda dan sesudahnya sampai dengan Proklamsi Kemederkaan.
4.4  Mengolah informasi tentang persamaan dan perbedaan pendekatan dan strategi pergerakan nasional di Indonesia pada masa awal kebangkitan nasional, pada masa Sumpah Pemuda, masa sesudahnya sampai dengan Proklamasi Kemerdekaan dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
Topik               : Perang melawan Tirani
Tujuan             : Menganalisis perlawanan rakyat di masa pendudukan Jepang
Alokasi waktu : 1x pertemuan (2 JP)
Materi pelajaran ini ada pada buku siswa Sejarah Indonesia Kelas XI Bab IV
Model dan langkah-langkah :
·         Model                          : pembelajaran berbasis masalah
·         Pendekatan                 : saintifik, langkah-langkahnya dengan mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan
·         Langkah-langkah        :
Pembelajaran ini secara umum dibagi tiga tahapan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1.      Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa
2.      Guru bersama siswa mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses belajar mengajar (kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi, menyiapkan media dan alat serta buku yang diperlukan.
3.      Guru menyampaikan topik pembelajaran dan tujuan serta kompetensi yang perlu dimiliki kepada siswa
4.      Guru membagi kelas menjadi 8 kelompok
Kegiatan Inti (70 menit)
1.      Siswa sudah berada di kelompoknya masing-masing
2.      Guru menunjukkan contoh gambar perlawanan melawan Pendudukan Jepang di Indonesia
3.      Siswa diminta untuk mengamati dengan cermat
4.      Siswa diminta untuk bertanya terkait dengan beberapa gambar tersebut
5.      Guru member komentar terkait dengan berbagai pertanyaan yang muncul dari siswa. Guru menegaskan kembali tentang pentingnya mempelajari topic ini sebagai bagian dari upaya mempertahankan harga diri sebagai rakyat Indonesia, bentuk kecintaan terhadap kemerdekaan
6.      Guru kemudian menjelaskan cara kerja masing-masing kelompok. Kegiatan pembelajaran ini menggunakan pembelajaran berbasis masalah. Pertama, setiap kelompok harus merumuskan masalah sesuai dengan materi masing-masing. Kemudia mendeskripsikan masalah dengan membuat pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab sesuai materi masing-masing. Masing-masing kelompok juga diminta untuk merumuskan hipotesis. Kemudian dilakukan analisis untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan. Pembagiannya sebagai berikut, kelompok 1 memecahkan masalah yang terkait dengan perlawanan rakyat Aceh melawan pendudukan Jepang, kelompok 2 terkait dengan perlawanan rakyat Singaparna, kelompok 3 terkait dengan perlawanan rakyat indramayu, kelompok 4 terkait dengan perlawanan rakyat Kalimantan, kelompok 5 terkait dengan perlawanan rakyat Papua/Irian, dan kelompok 6 terkait perlawanan Peta di Blitar.
7.      Masing-masing kelompok dapat mengerjakan di kelas, perpustakaan, serta menggunakan fasilitas laboratorium multimedia (internet)
8.      Setelah kembali ke kelas, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil rumusannya
Kegiatan Penutup (15 menit)
1.      Guru memberikan ulasan singkat tentang materi yang baru saja didiskusikan
2.      Guru dapat menanyakan apakah peserta didik sudah memahami materi tersebut
3.      Guru memberikan pertanyaan lisan secara acak kepada peserta didik untuk mendapatkan umpan balik atas pembelajaran yang baru saja berlangsung, misalnya
·         Mengapa terjadi perlawanan rakyat Singapura terhadap Jepang?
·         Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, kita kenal tokoh yang bernama Supriyadi, bagaimana perannya dalam perang melawan tirani, khususnya melawan Jepang?
4.      Sebagai refleksi, guru bersama siswa menyimpulkan tentang pelajaran yang baru saja berlangsung serta menanyakan kepada siswa, manfaat yang dapat diperoleh setelah mempelajari topic ini.
D.    Kelebihan Metode Problem Based Instruction
1.      Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
2.      Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
3.      Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
4.      Siswa berperan aktif dalam KBM
5.      Siswa lebih memahami konsep matematika yg diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut.
6.      Melibatkan siswa secara aktif memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berfikir siswa yang lebih tinggi 
7.      Pembelajaran lebih bermakna
8.      Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran matematika sebab masalah yang diselesaikan merupakan masalah sehari-hari
9.      Menjadikan siswa lebih mandiri
10.  Menanamkan sikap sosial yang positif, memberi aspirasi dan menerima pendapat orang lain
11.  Dapat mengembangkan cara berfikir logis serta berlatih mengemukakan pendapat
E.     Kelemahan Metode Problem Based Instruction
1.      Untuk siswa yang malas, tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
2.      Membutuhkan banyak waktu dan dana.
3.      Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.
4.      Membutuhkan waktu yang banyak
5.      Tidak setiap materi matematika dapat diajarkan dengan PBI
6.      Membutuhkan fasilitas yang memadai seperti laboratorium, tempat duduk siswa yang terkondisi untuk belajar kelompok, perangkat pembelajaran, dll
7.      Menuntut guru membuat perencanaan pembelajaran yang lebih matang.
8.      Kurang efektif jika jumlah siswa terlalu banyak, idealnya maksimal 30 siswa perkelas.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Pengertian Metode Problem Based Instruction. Dalam http://www.anakciremai.com/2012/08/pengertian-metode-problem-based.html
Santoso, Ras Eko Budi. 2011. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI). Dalam http://www.ras-eko.com/2011/05/model-pembelajaran-problem-based_19.html
Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014 Mata Pelajaran Sejarah SMA/SMK Untuk Guru. 2014. Penerbit: Bandan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan.
Hobri. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jember: Center for Society Studies (CSS).


0 komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Mengenai Saya

Foto saya
Majalengka, Jawa Barat, Indonesia
.comment-content a {display: none;}